Laman

Kamis, 29 November 2012

Kebahagiaan


Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak  termenung. Tatapan matanya kosong,menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun  titik  yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang  menyapanya. Ada orang lain disana.  "Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang  kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping,  "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh  untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam  diriku.  Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda  kebahagiaan
 yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya?  Bilakah kutemukan rasa itu?" Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di  pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan  sana,  ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu,
tangkaplah  seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor  kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.  Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak  berapa lama, dijumpainya taman itu.  Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak  heran, banyak  kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat  dari  kejauhan, memperhatikan  tingkah yang diperbuat pemuda  yang sedang gelisah itu.  Anak muda itu mulai bergerak. lengan mengendap-endap,ditujunya sebuah  sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu  itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan.  Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk  mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. berakannya semakin liar. Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang
dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling,  sesekali hinggap di tubuh tua itu. "Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang?  Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau  rusak?" Sang Kakek menatap  pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin  pula ia pergi dari dirimu."Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan.  Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam  kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri." Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu  itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang  mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu  menyelaminya.  Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi  mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa
 yang  mereka  cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat  saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat  kita  santap  setelah mendapatkannya.  Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat  dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu  yang dapat di  genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan  kebahagiaan adalah aroma dari udara itu.  Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula  kebahagiaan itu akan pergi dari   kita. Semakin kita berusaha meraihnya,  semakin pula ebahagiaan itu akan menjauh.  Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu  menetap,  dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap  langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup  kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah  bahagia itu,dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita. Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita.  Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak  pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu  berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk  menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar