Sejak tahun 3000 SM daerah antara Mesir dan Mesopotamia
menjadi pusat kebudayaan dunia.
Di Arab Selatan ada Tubal (Anak Lamak) menemukan tamborin (Duff) dan gendang (Tabl) sementara
adiknya, Dilal menemukan lyra (Mi’raz) dan
ayah mereka (Lamak) menemukan
lute (‘ud) dan di dalam sejarah
Arab, wanita pun ikut turut bagian dalam memainkan musik.
Sumber pertama
tentang hal ini diperoleh dari prasasti Asyira. Di Arab dikenal irama rajaz,
irama yang berasal dari perjalanan orang Badui (Badawi) dan menurut legenda, irama ini diambil dari suara
langkah kaki unta. Musik Arab dipengaruhi oleh musik Yunani karena hubungan
perdagangan bangsa Arab, orang Mesopotamia, dan bangsa Yahudi.
Gendang di Arab
disebut tabl, di Ibrani di sebut tibela, di Syria disebut tabla, di babilonia
disebut tabbula, di India disebut tabla, di Turki disebut dawul, di Persia
disebut duhul.
Alat-alat musik
Arab:
1. Daff : Sejenis rebana, menggunakan krinci
di samping
2.
Tar : Sama dengan Daff,
bentuknya lebih besar, krinci terletak di
dalam
3. Mizmar : suling seperti trompet Reog Ponorogo dengan nada Arab
4. Rebab : mirip rebab Jawa dengan nada khas Arab
5. And : seperti mandolin(gitar berbentuk beduk)
Musik Tradisional
Arab dasarnya tidak harmonis dan menggunakan banyak nada hebat(tinggi) dalam
oktafnya, beda dengan musik Eropa. Ketukan musik Arab ditentukan oleh gendang
dan tamborin. Beberapa irama dan hiasan melodi adalah ciri khas musik Arab.
Tangga nada
solmisasi yang diakui Internasional diciptakan oleh Guido Arezzo, seorang
pemusik Italia dalam program Bristish channel 4.
Kenyataannya
solmisasi merupakan hasil penemuan para ilmuwan Arab yang awalnya adalah notasi
dalam abjad Arab terdiri dari mi fa shad la sin dal ra yang
kemudian ditransliterasikan ke dalam bahasa Latin menjadi mi fa sol la ti ut re yang
digunakan pertama kali oleh Guido Arezzo sehingga terkenal menjadi notasi
Guido’s Hand. Kemudian berkembang lagi menjadi notasi musik saat ini yaitu mi fa
sol la si do re
Tidak ada komentar:
Posting Komentar