Senin, 10 Juni 2013

H2S, hidrogen sulfida

Pernah Mendengar tentang H2S? Gas H2S, atau yang lebih akrab dengan sebutan Hidrogen sulfida ini merupakan gas yang berada di kawasan gunung berapi, penguraian bahan organic oleh bakteri dalam keadaan anaerobic (tanpa udara) atau bisa saja ditemui pada pembakaran minyak bumi dan batubara. Maka dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi
Gas ini beracun, mudah terbakar dan tidak berwarna, lalu bagaimana cara mengetahuinya? Bau gas Hidrogen sulfida ini seperti telur busuk, gas ini dapat pula mengubah perabotan logam menjadi berwarna hitam karena gas ini bersifat korosif, gas ini lebih berat dari udara sehingga selalu berada dan berkumpul pada daerah yang rendah.

Bahaya H2S:
 H2S bersifat toksik dengan konsentrasi yang sangat rendah (0,01 – 0,05 mg/L) pada hewan akuatik, termasuk udang bisa bersifat letal (Boyd, 1992). Udang bisa keracunan (kehilangan keseimbangan) pada konsentrasi H2S 0,1 – 0,2 ppm dan pada konsentrasi 0,25 mg/L kematian massal biasa terjadi. Menurut Peter Van Wyk (dalam manual HBOI), sebaiknya konsentrasi H2S < 0,002 ppm dan menurut BPAP – Situbondo, konsentrasi H2S < 0,003 ppm.

Cara Mengatasi H2S :

  • Dengan cara kimia : pengapuran kapur hidrat Ca(OH)2. 
  • Dengan cara biologi : memanfaatkan bakteri gram negatif yaitu Thiobacillus.
  • Dengan cara manual : mengurangi bahan nutrien organik. Sipon atau drainase/pembuangan lumpur.

Karena H2S terbentuk dalam kondisi anaerob, langkah antisipasif utama adalah mempertahankan kondisi dasar tambak aerob dengan pengaerasian yang memadai, dalam hal ini jumlah dan utamanya posisi kincir yang tepat, sehingga bisa menyapu dasar tambak untuk mencegah biogenesis H2S.

Contoh Adanya H2S di kehidupan:

  • Perabotan warga di dekat kawasan Kawah Timbang berubah warna menjadi hitam, tidak hanya perabotan, melainkan pagar tembaga pun berubah menjadi hitam, Kawah Timbang yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan aktivitas, tentu saja menghasilkan H2S yang lebih tinggi dari sebelumnya.
  • Pada proses pencernaan di perut, di dalam perut munculah gas yang bernama Hidrogen Sulfida, gas ini bekerja untuk melonggarkan jaringan pembuluh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar