Sabtu, 19 Januari 2013

7 Jalan Raya Kuno

Ternyata dari dulu manusia sudah mengenal yang namanya jalan raya ya? Tujuan mereka membuat jalan raya adalah agar mereka yang ingin berpergian ke suatu tempat tidak tersesat dengan cara mengikuti bekas perjalanan yang ditinggalkan oleh seseorang. Bisa juga jalan raya pada zaman dulu itu adalah sebuah rute yang dilewati secara berulang-ulang oleh sebuah keluarga, kemudian menjadi kebiasaan keluarga tersebut sampai turun temurun dan semakin lama semakin banyak yang ikut dalam kebiasaan melewati rute tersebut sehingga terbentuklah jalan raya. Anyway, ini dia 7 jalan raya kuno yang aku ketahui:

1.  Jalan Raya Anyer-Panarukan
 jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels. Pada tiap-tiap 4,5 kilometer didirikan pos sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat-surat. Tujuan Daendels membangun jalan ini adalah untuk memperkuat pertahanan Belanda di Indonesia

2. Jalan Karang Kamulyan Pajajaran Majapahit
Patokan untuk situs Karangkamulyan ini adalah sekitar km 17 setelah melewati kota Ciamis, Jalan ini merupakan sebuah jalan legenda dari Ciung Wanara, seorang putra mahkota dari permaisuri kerajaan yang terbuang akibat cemburu dan iri dari istri kedua raja yang memfitnah ibunya.
Kisah Ciung Wanara ini terjadi pada abad ke 8 Masehi dan menurut telisik sejarah tercatat saat kerajaan Galuh terpisah dari kerajaan Sunda dan merupakan turunan dari kerajaan Tarumanegara. Situs Karang Kamulyan sendiri menurut penggalian arkeologi ditemukan bukti pecahan keramik Dinasti Ming dari abad ke 9 yang menjadi bukti bahwa adanya kehidupan bersejarah di daerah tersebut.
Btw, kalau kamu berjalan-jalan ke sini, pasti udah kayak kembali ke masa lalu deh.

3. The Via Egnatia, Albania/Turkey
Bangsa Romawi membangun jalan ini pada abad ke-2 SM dari wilayah yang saat ini dikenal sebagai negara Albania hingga ke Turki. Jalan ini memiliki panjang 1,120 kilometer dan seperti pada umumnya jalan buatan bangsa Romawi kuno, memiliki lebar 6 meter (19.6 kaki). Sama seperti The Persian Royal Road buatan Darius The Great, The Via Egnatia dibangun juga untuk menyalinghubungkan wilayah-wilayah jajahan Romawi yang luas.

4. The Old North Trail, North America
Jalan ini terbentang sepanjang 2,000 mil (3,220 kilometer) dari utara ke selatan, dari Kanada ke Meksiko membelah pegunungan Rocky di Amerika Utara. Di masa lalu jalan ini digunakan oleh suku Indian Kaki Hitam (Blackfeet Indians) untuk melakukan ziarah dan juga melakukan perdagangan dengan orang kulit putih asal Inggris di Kanada, di waktu-waktu awal kedatangan orang kulit putih ke benua Amerika. Membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun bagi seseorang untuk melakukan perjalanan dari ujung utara ke selatan waktu itu.

5. The Khmer Highway, Cambodia/Thailand
Jalanan sepanjang 225 kilometer ini membentang antara Angkor di Kamboja hingga ke Phimai di Thailand. Jalanan ini digunakan untuk berziarah dengan mengunjungi candi-candi dan kuil-kuil yang terdapat di sepanjang jalan, selain juga untuk menghadiri upacara-upacara keagamaan saat itu. Sebagian besar jalanan ini sekarang telah tertutupi oleh hutan.

6. The Persian Royal Road, Turkey/Iran
Darius The Great, raja Persia antara 550-486 BC, membangun jalan sepanjang 2,699 kilometer ini yang menghubungkan wilayah Mediterania dan Teluk Persia dengan tujuan untuk membangun sebuah jalur komunikasi yang cepat antar daerah di dalam wilayah kekuasaannya yang luas. Banyak orang termasyhur menggunakan jalanan ini untuk berbagai macam keperluan, diantaranya adalah raja Midas, Alexander The Great, ratu Esther, juga sejarawan Herodotus.

7. Canopic Road
Bukan sekedar jalan raya, tetapi jalan raya super istimewa! Kenapa? Karena jalan ini dibangun sejajar dengan posisi matahari terbit di Alexandria pada abad ke 4, dan merupakan sebuah 'hadiah' bagi ulang tahun Alexander Agung, Para peneliti melihat Alexandria sebagai prototipe dari kota Helenistik, dimaksudkan untuk memamerkan "kekuatan ilahiah" Sang Penakluk, Alexander Agung.
"Menyejajarkan kota dengan matahari, tepat di hari kelahiran Alexander adalah cara untuk memakai arsitektur untuk menunjukkan kekuasaannya," kata Magli. Penggunaan Regulus juga dimaksudkan untuk memperkuat mitos tersebut.
Magli berharap, temuannya itu akan menambah data untuk  memburu makam Alexander yang hilang hingga saat ini. Di mana jasadnya berada masih menjadi misteri selama 2.000 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar